Air Garam Bisa Digunakan untuk Ngecas Baterai Ponsel
https://sekreinformasi.blogspot.com/2015/08/air-garam-bisa-digunakan-untuk-ngecas.html
Dua orang asal Filipina berhasil menemukan terobosan terbaru
dalam mengatasi proses pengisian baterai ponsel secara praktis, namun
kali ini metode tersebut tidak ditemukan dengan cara menggunakan
aplikasi atau dengan powerbank. Mereka hanya menggunakan cara yang sangat sederhana, yakni dengan memanfaatkan air garam.
Adalah Raphael dan Aisa Mijeno, dua bersaudara asal Filipina yang berhasil membuat konsep untuk sebuah proyek teknologi yang mereka sedang usung.
Konsep tersebut dibuat ketika mereka berpikir apakah ada cara paling praktis dan hemat energi ketika hendak mengisi daya baterai ponsel, ternyata memang ada jawabannya.
Awalnya, mereka memanfaatkan kegunaan air garam dengan sebuah lampu yang dapat menyala dengan tenaga segelas air dan dua sendok teh garam. Lalu, pengisian baterai ponsel pun dilakukan dengan menggunakan lampu berbahan bakar air garam tersebut, namun dengan takaran garam dan air yang cukup dan sesuai.
"Awalnya, kami terinspirasi masyarakat Filipina yang rupanya masih banyak tidak memiliki akses listrik dan harus menggunakan bahan bakar minyak tanah untuk bisa menerangi rumahnya pada saat malam hari," ujar Raphael.
"Di Filipina, keluarga dengan pendapatan rendah pasti akan mengalami kekurangan terhadap bahan pangan dan bahan bakar, oleh karena itu hadirnya lampu ini setidaknya dapat membantu mereka," tambah Aisa.
Namun demikian, mereka masih mencoba mencari cara untuk membuat lampu yang ditenagai air garam untuk dapat bekerja dalam kurun waktu efisien, yakni selama delapan jam.
"Pengisian baterai dengan menggunakan lampu ini pasti akan membutuhkan lebih banyak air dan garam. Namun, kami menemukan cara dimana penggunanya bisa menggantik elektroda logam yang dapat diganti dua kali setahun," tutur Raphael.
Dua bersaudara ini mengungkap bahwa lampu berbahan air garam ini akan dijual ke pasaran dengan harga yang sangat terjangkau. Lampu charging tersebut akan diberi nama Sustainable Alternative Lightning, mereka juga telah bekerjasama dengan beberapa startup wilayah Asia Timur dan organisasi USAID untuk memasarkan perangkat ini untuk ke depannya.
Sumber : Liputan6.com
Adalah Raphael dan Aisa Mijeno, dua bersaudara asal Filipina yang berhasil membuat konsep untuk sebuah proyek teknologi yang mereka sedang usung.
Konsep tersebut dibuat ketika mereka berpikir apakah ada cara paling praktis dan hemat energi ketika hendak mengisi daya baterai ponsel, ternyata memang ada jawabannya.
Awalnya, mereka memanfaatkan kegunaan air garam dengan sebuah lampu yang dapat menyala dengan tenaga segelas air dan dua sendok teh garam. Lalu, pengisian baterai ponsel pun dilakukan dengan menggunakan lampu berbahan bakar air garam tersebut, namun dengan takaran garam dan air yang cukup dan sesuai.
"Awalnya, kami terinspirasi masyarakat Filipina yang rupanya masih banyak tidak memiliki akses listrik dan harus menggunakan bahan bakar minyak tanah untuk bisa menerangi rumahnya pada saat malam hari," ujar Raphael.
"Di Filipina, keluarga dengan pendapatan rendah pasti akan mengalami kekurangan terhadap bahan pangan dan bahan bakar, oleh karena itu hadirnya lampu ini setidaknya dapat membantu mereka," tambah Aisa.
Namun demikian, mereka masih mencoba mencari cara untuk membuat lampu yang ditenagai air garam untuk dapat bekerja dalam kurun waktu efisien, yakni selama delapan jam.
"Pengisian baterai dengan menggunakan lampu ini pasti akan membutuhkan lebih banyak air dan garam. Namun, kami menemukan cara dimana penggunanya bisa menggantik elektroda logam yang dapat diganti dua kali setahun," tutur Raphael.
Dua bersaudara ini mengungkap bahwa lampu berbahan air garam ini akan dijual ke pasaran dengan harga yang sangat terjangkau. Lampu charging tersebut akan diberi nama Sustainable Alternative Lightning, mereka juga telah bekerjasama dengan beberapa startup wilayah Asia Timur dan organisasi USAID untuk memasarkan perangkat ini untuk ke depannya.
Sumber : Liputan6.com