Bencana Alam !!! Gempa Malang Terasa Hingga Bali, Apa Penyebabnya ?
https://sekreinformasi.blogspot.com/2015/07/bencana-alam-gempa-malang-terasa-hingga.html
Gempa Malang Terjadi Karena Patahan Dua Lempeng , Tak Berpotensi Tsunami
Dua gempa bumi tercatat oleh stasiun Gofisika mengguncang wilayah Karangkates Malang, Jawa Timur pada Minggu (26/7/2015) kemarin. Gempa tersebut merupakan gempa bumi dengan kekuatan tertinggi yang pernah terjadi di Malang sepanjang tahun 2015 ini.
Gempa pertama yang terjadi di Malang berlangsung pada 14 Januari 2015 lalu dengan kekuatan 4,7 SR, gempa kedua dengan kekuatan 5,2 SR terjadi pada 1 Mei 2015 dan gempa yang ketiga yang terjadi di Malang dengan kekuatan 4,2 SR berlangsung pada 9 Juli 2015.
“Sepanjang tahun ini sudah empat kali terjadi gempa di Malang, tapi untuk hari ini kekuatannya adalah yang terbesar dan menyeluruh. Untuk tiga kali gempa sebelumnya kekuatannya dibawahg 5,2 SR,” ujar Masripan, Kepala Stasiun Geofisika Karangkates Malang, Minggu (26/7/2015).
Pada Minggu (26/7/2015) kemarin dua gempa kembali melanda Malang, gempa pertama berlangsung pada pukul 14.05 WIB dengan kekuatan 5,9 SR. Namun kemudian datang gempa susulan tepatnya pada pukul 15.51 WIB dengan kekuatan 4,2 SR yang terjadi di titik yang sama.
Gempa yang terjadi di Malang itu berada di titik 9,44 Lintang Selatan, 112,63 Bujur Timur atau 150 km dari Kabupaten Malang dengan kedalaman 56 km.
“Awalnya BMKG merilis kekuatan gempa mencapai 6,3 SR di kedalaman 10 km. Tapi setelah lengkap analisanya, dietahui kekuatan gempa sebesar 5,9 SR terletak di kedalaman 56 km di koordinat yang sama,” ungkap Masripan.
Gempa di Malang sendiri disebabkan oleh adanya patahan dari dua lempeng Indo Autralia dan Eurasia yang saling bertumbukan. “Gempa disebabkan terjadinya patahan antara dua lempeng sehingga menimbulkan ledakan energi dan terjadi gempa,” jelas Masripan.
Namun menurutnya, gempa yang terjadi di Malang itu tak berpotesni tsunami karena kedalamannya dibawah 10 km di dalam laut.
Rupanya gempa yang berlangsung hampir selama 7 detik itu dirasakan cukup meluas oleh beberapa kota di Indonesia mulai dari Yogyakarta, Banyuwangi, Bondowoso hingga Bali bahkan Lombok.
Sumber : Smeaker